Benci Jadi Cinta


Hari menyenangkan saat bermain seperti anak anak kecil telah kulewati sudah cukup lama, sekarang temanku hanyalah buku dan semacamnya, bukan lagi dengan layangan, kelereng untuk bermain gundu, atau yang lain.

Aku saat keci lebih suka dengan permainan tradisional dari pada bermain ps ( playstation ), bahkan masa kecilku aku nggak tau yang nama itu, soalnya dulu yang punya playstation hanyalah oleh anak anak yang mempunyai orang tua yang mampu.


ketika pertama kali aku melihat teman temanku bermain playstation aku sangat ingin bermain itu, karna saat itu yang di mainkan oleh temanku saat itu adalah sepak bola, permainan favorit saya. Nggak taunya di tengah permainannya temanku melihatku yang saat itu pengen sekali merasakan bermain itu dia menawariku untuk memainkan itu, spontan langsung saja aku terima tawarannya.

Saat itu aku hanya mempunyai satu masalah dengan tawaran yang aku ambil saat itu, yaitu aku nggak bisa memainkan permainan itu, tak seperti aku bermain di dunia nyata yang sangat pandai memainkan sikulit bundar, bahkan untuk memegang sticknya pun aku masih gagap dan selalu salah pencet (maklum masih pertama kali).

Mungkin karna hal itu saya jadi malas bermain playstation dan saya lebih memilih bermain permainan lapangan ( permainan yang membutuhkan tempat ).

Sekarang aku tak seperti masa kecilku, sekarang aku sangat menggilai permainan elektronik. Banyak waktu yang kuluangkan untuk bermain game. Dan pada akhirnya game yang menjadi teman saya dimanapun, berbagai macam game tertera di home gadgetku.

Tiada hari yang diliwati tanpa bermain game, tanpa game yang menghibur serasa makan tanpa lauk, mungkin anda tau rasanya makan nasi tanpa lauk, gak enakkan.

Memang benar apa yang di katakana seseorang bahwa benci bisa jadi cinta, tetapi bukan hanya pada seseorang aja itu terjadi, semuanya bisa terjadi bila tuhan yang menghendaki kita untuk itu. Meskipun waktu yang aku buat bermain itu sangat lama, aku tetap selalu cinta kepada Tuhanku, aku tetap beribadah menjalankan kewajibanku setiap harinya. 

No comments:

Post a Comment